Masa Perintisan
Sebelum NU disahkan berdiri, pada pertemuan komite hijazz tahun 1929, sebenarnya para ulama telah membentuk organisasi yang diberi nama Nahdlatul Waton pada tahun 1914. kemudian pada tahun 1918 didirikan pula Taswirul Afkar. setelah itu berdiri juga Nahdlatut Tujjar.
Namun setelah semua itu berdiri, perkembangan Islam dinilai tidak mengarah pada Ahlussunnah Jama'ah. Kemudian pada saat Arab Saudi menadakan Konferensi Islamiyah di mekah, para ulama membentuk komite Hijaz seperti yang telah kita bahas di sebelumnya. Baca Latar Belakang Berdirinya NU Dari keputusan Komite hijaz inilah NU sah didirikan.
Masa Perjuangan Melawan Penjajah
Pada masa perjuangan melawan penjajah untuk kemerdekaan NU berada digaris paling depan. dari berbagai sumber yang terkumpul, NU dipempin KH. Hasyim Asyari sering menyurati orang-orang berpengaruh di negara lain untuk meminta dukungan kemerdekaan Bangsa Indonesia. selain itu NU juga mengeluarkan Resolusi jihad 22 Oktober 1945 untuk melawan tentara sekutu yang ingin menjajah Indonesia kembali. kemudian membentuk Laskar Hizbullah dan Lanskar Sabilillah sebagai angkatan perang NU melawan Penjajah.
Isi resolusi jihad kurang lebih seperti ini;
- Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, wajib dipertahankan.
- Republik Indonesia sebagai negara yang sah harus dijaga dan ditolong.
- Musuh Indonesia yaitu belanda dengan bantuan sekutu ingris akan mengunakan cara politik dan militer untuk kembali menjajah indonesia.
- Umat islam terutama NU harus mengangkat senjata melawan belanda dan sekutunya yang ingin menjajah indonesia kembali.
- kewajiban ini merupakan perang suci, dan merupakan bagi semua muslim yang tingal di radius 94 km, dan yang berada di luar radius tersebut harus membantu berupa material pada yang sedang berjuang.
Masa Berpolitik
NU terlibat dalam kiprah politik dengan Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI), yang kemudian berubah menjadi Majlis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). seiring berkembangnya waktu, NU dan Masyumi tidak sejalan lagi dan akhirnya berpisah. kemudian merubah diri menjadi partai politik. NU sebagai partai politik menjadi partai terbesar. pada pemilu 1955 NU mendapat kursi parlemen 45 kursi.
Pada munas ke 86 tahun 1983, NU menyudahi kiprah politiknya dan kembali sebagai organisasi keagamaan yang dikenal dengan istilah kembali ke Kitah 1926.
Komentar
Posting Komentar