Sejarah Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Bersejarah

Dari berbagai perdebatan di sidang BPUPKI, Indonesia disepakati sebagai negara demokrasi. sebelum lebih jauh pembahasan kita. kita jawab dulu pertanyaan apa itu Demokrasi?. 

Aristoteles meletak kan batu pertama demokrasi yaitu kebebasan. bagi aristotelas, kebebasan adalah suatu hal yang membedatan antara rakyat dan budak. tanpa kebebasan, rakyat sama saja dengan budak. Jika kita kaji, rakyat membutuhkan sebuah kebebasan. Terbukti oleh sejarah bahwa pengekangan terhadap rakyat selalu berakhir dengan perlawanan.

namun kebebasan dalam pergaulan hidup bermasyarakat bukan kebebasan sebebas-bebasnya. namun ada batas yang harus di patuhi atau ditaati. misal nya saya mempunyai kepentingan atau tujuan, kemudian saya melakukan apa pun untuk mencapai tujuan saya dengan cara menyakiti orang lain, atau mengfitnah orang lain sehingga orang itu tersinggkir. artinya hidup di negara demokrasi kita bebas mencapai tujuan tapi menyakiti orang lain adalah melanggar kebebasan orang lain untuk tidak ada yang menyakiti dan hidup damai. Kebebasan kita secara pribadi selalu berbenturan dengan kebebasan orang lain. Ini dalam contoh kecil. Maka dari itu dibutuhkan yang namanya aturan norma dan nilai. 

Kemudian Abraham Lincon, menyederhanakan demokrasi. dia bilang demokrasi adalah, pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. konsep lincon ini sangat simpel sekali. pemahaman sederhana nya begini; 

• Apapun dari rakyat. mau wewenang, kekuasaan, konsep, pemikiran, sampai seragan dinas pun dari rakyat.
• Apapun oleh rakyat. mau pengambilan keputusan, pemimpinya, dan pekerjaanya dilakukan oleh rakyat.
• Apa pun untuk rakyat. mau kandungan mineras, hasil jualan, hasil sitaan dll, semua digunakan untuk rakyat.

Nah, jadi wajar kalau rakyat teriak hukum mati koruptor. wajar rakyat teriak pemerintah nggak becus. wajar pula kalau rakyat bilang pemerintah diktator. karena yang dilakukan pemerintah yang sragamnya dari rakyat itu, tidak sesuai dengan apa yang di ingankan, difahami, dan dibutuhkan oleh rakyat.

Hal ini pernah terjadi pada pemerintah pertama era ir. Soekarno. simak baik-baik..!

Sejarah Indonesia Berdemokrasi

Indonesia pernah menerapkan 4 sistem demokrasi. berikut pembahasanyan;

1. Demokrasi Parlementer. pada tahun 1945 sampai 1949, dalam undang-undang dasar 45 sistem demokrasi parlementer di lakukan. namun pada praktiknya pemerintas menjadi tidak setabil. akhirnya demokrasi ini di akhiri pada tahun 1959. banyak sekali penilaian tentang gagalnya sistem demokrasi parlementer. Soekoarno menilai, bahwa rakyat belum siap menjalankan sistem demokrasi oleh karena itu rakyat harus dididik untuk menjalankan demokrasi. Dan akhirnya Soekarno membuat demokrasi terpimpin.
2. Demokrasi terpimpin. Pada tahun 1959 di praktik kan. Soekarno memberi dasar demokrasi Terpimpin ada 5 pokok demokrasi terpimpin.
1. demokrasi terpimpin bukan diktator
2. demokrasi terpimpin sesuai dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia
3. demokrasi terpimpin adalah demokrasi pada persoalan negara dan kemasyarakatan, yang meliputi politik, sosial, ekonomi.
4. inti pokok pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5. oposisi diwajibkan melahirkan pendapat yang sehat dan membangun. pada praktiknya demokrasi ini menuai konrofirsi. banyak sekali oknum yang mengkritik habis-habisan. sampai pada Soekarno di lengserkan.
3. Demokrasi Pancasila. demokrasi pancasila adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. kemanusian, dan persatuan indonesia, dalam menjaga kesetabilan negara, menjadi prioritas dalam sebuah konsep bernegara. namun pada praktiknya, kritik apapun yang tuduhkan pada pemerintah, dianggap menganggu kesetabilan negara, premanisme menggangu kesetabilan negara, segala macam upaya yang dianggap menganggu kesetabilan negara, di musnahkan sampai keakar-akatnya. dengan begitu tidak ada yang berani bersuara. sehingga praktik KKN pemerintah pun aman.
4. Demokrasi Pancasila Era reformasi. Demokrasi era ini sebenarnya mengalami perbaikan pada beberapa lini. pada politik, lebih politis. pada hukum lebih adil secara hukum, meski kadang terkesan tumpul keatas dan tajam kebawah. misalnya koruptor masih santai, senyum-senyum. maling jagung nangis-nangis dipenjara.

Pemikian pengetahuan dan pandangan saya.